Kejujuran "Katanya"
foto : dok pribadi
Jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk pada perilaku beriringan dengan tidak adanya kebohohan, penipuan, perselingkuhan, dll selain itu kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus.
Paragraf diatas
merupakan definisi jujur bersumber dari Wikipedia. Lalu apa kata yang lain
tentang kejujuran ?
“ jujur itu
nggak bohong “
“ jujur itu
sifat yang harus dimiliki manusia “
Yaa.. apapun
pendapat mereka aku tampung saja, jangan menyalahkan pendapat kalau kata guru
SMA dulu.
Namun pada pengalaman
ketika Zaman kanak-kanak dulu aku hampir menangis menjelaskan suatu kebenaran,
karena aku tidak ingin berbohong dan mereka mengolok-olokku.
Aku diajarkan
dirumah oleh orang tua untuk melakukan hal-hal berikut ini
1. Berani
2.
Jujur
3.
Jangan mencuri
4.
Percaya diri
aku hampir kalah oleh keadaan.
Nilai-nilai
kejujuran serta norma yang katanya mengatur setiap nafas manusia malah kalah
tenar dengan “ngehitsnya kebobrokan moral “ kalau aku mendengar selentingan
seperti ini bunyinya “ ndak apa-apa ndak jujur yang penting eksis “ demi
pengakuan dan keeksisan itulah yang melapisi tebal-tebal kejujuran seperti
bedak pemain ludruk. Pengakuan dari mereka ( manusia ) lebih utama dari dia
(Tuhan YME) toh Tuhan juga tidak kelihatan, kira-kira seperti itu.
Mahasiswa
mencontek, siswa melatih otot leher seperti Jerapah, pejabat korupsi.
Nilai nilai tadi
dikesampingkan dengan membesar-besarkan perasaan “ bodo amat” dengan goal
point mendapatkan nama, pamor,
pujian dari masyarakat
Contoh klasik saja,
Ketika seorang
anak membawa hasil ulangannya dengan nilai 30 orangtuanya lantas berang teriak
kesetanan bak beruang kehilangan hutan, “ anak bodoh ! “ atau jika si anak beruntung terlahir dari orang tua yang
temperamennya baik, si bapak akan mengatakan “ kamu ngapain saja di sekolah,
minggu depan uang jajan dipotong yaa ?” belum lagi si anak menjelaskan bahwa
hasil tersebut diperoleh secara jujur namun atmosfer sudah menghujaninya duluan
dengan kalimat yang menyudutkan. Yasudah lebih baik nyontek saja to ?
Juga para
pejabat yang merahasiakan APBD dengan dalih “ tidak semuanya bisa kami
transparansikan’ mereka mungkin hanya takut jikalau nanti rakyat menuntut. Atau
agar mereka dapat menggocek dana APBD ke gawang pribadi mereka ? istighfar dulu
karena sudah bersuudzon.
Tapi satu
pertanyaan muncul, “ apakah nanti ketika mereka sudah jujur itu akan dipercaya
?”
Atau nanti malah
dinilai AH ITUKAN KATANYA PEMERINTAH SAJA. Inikah yang ada di benak bapak/ibu
politikus yang menjadi pelumas untuk melanjutkan kembali tradisi tidak jujur ?
Itu kan KATANYA
si Putri saja.
Indonesia krisis
moral ( kejujuran )
1.
Salah Siapa ?
Jawab : salah
mereka juga yang menghakimi tanpa bertanya alasannya.
2. Kapan Indonesia bisa terbuka dan berterus terang ?
Jawab : nanti
jika kitanya juga sudah siap menerima segala kebobrokan dan berbesar hati
memaafkan.
Sebentar, ini
harus diluruskan, bukan Indonesianya yang salah, tapi individunya. Bukan hanya
manusia yang tinggal di Indonesia saja yang berbohong, Jepang, eh orang Jepang dulu juga berbohong demi
mendapatkan simpati rakyat Indonesia. Lalu kenapa Indonesia yang disalahkan ?
Bukan Indonesianya
? Negara kepulauan ini tidak salah apa-apa, Indonesia hanya penamaan dari
gugusan pulau yang sudah merdeka. Individu yang hidup di atas Indonesia saja yang kurang tertata.
Dan masalah
kejujuran ? mari jujur meski nanti hanya dianggap “katanya”
Terimaksi tulisannya mengispirasiku.
BalasHapusterimakasih sudah membaca :)
BalasHapus