Mengapa kemalasan hingga disebut penyakit ialah karena seringnya orangtua kita mengatakan " malas itu tidak ada obatnya " begitu pula dengan ibu tercinta akan mengatakan hal yang sama apabila saya ogah-ogahan menyeret kaki ke dapur untuk memasak.
Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya
dengan berlalunya waktu kalimat ini berubah menjadi " Rajin pangkal kaya"
rajin korupsi misalnya, sebenarnya ada rasa bosan ketika menulis ulasan tentang kesemerawutan manusia yang hidup di negri ini, sangat banyak sisi positif yang bisa diulas seperti, positif malas.
Negeri kita negeri kaya dengan koin emas tersebar dari Sabang hingga Merauke, Koin-koin itu berupa SDA, SDM dan ide-ide kreatif anak bangsa yang kemudian mereka bertransformasi menjadi seorang pemalas, anak muda ini memiliki segudang inovasi dengan tujuan membaktikan diri pada negeri, masalah kebanggaan individu itu merupakan bonus
Namun sarana dan prasarana alias dana tidak terlalu mendukung, rasa kecewa kepada subtansi yang dipanggil pemerintah kemudian menggosongkan ide kreatif mereka yang baru setengah matang secara seketika
"Lah kalau ada niat pasti ada jalan to ?"
"Itu dia masalahnya bapak-ibu yang terhormat, jalannya itu terlalu jauh , mau beli bensin saja tidak punya dana gimana bisa jalan ? kalau mau jalan kaki ya capek."
Namanya juga sudah malas, ya harap maklum saja kalau banyak alasan yang dibuat-buat, pemuda-pemudi tadi sudah terlanjur malas sehingga kreatif berubah menjadi kere-atif. Mudah putus asa, dan tidak percaya jika jalan keluar itu ada menjadi faktor menyerah dan kemudian malas.
Bayangkan saja jika Thomas Alva Edison dijangkiti penyakit malas maka tidak akan ada generasi "gadget" seperti sekarang ini, jika paman Thomas kemudian malas melanjutkan di kegagalan pertamanya pencanangan KB (Keluarga Berencana) akan gagal karena kalah dengan " temaramnya lampu kamar"
Aku mau saja melanjutkan tulisan ini, tapi tiba-tiba aku merasa malas.
"Lah kalau ada niat pasti ada jalan to ?"
"Itu dia masalahnya bapak-ibu yang terhormat, jalannya itu terlalu jauh , mau beli bensin saja tidak punya dana gimana bisa jalan ? kalau mau jalan kaki ya capek."
Namanya juga sudah malas, ya harap maklum saja kalau banyak alasan yang dibuat-buat, pemuda-pemudi tadi sudah terlanjur malas sehingga kreatif berubah menjadi kere-atif. Mudah putus asa, dan tidak percaya jika jalan keluar itu ada menjadi faktor menyerah dan kemudian malas.
Bayangkan saja jika Thomas Alva Edison dijangkiti penyakit malas maka tidak akan ada generasi "gadget" seperti sekarang ini, jika paman Thomas kemudian malas melanjutkan di kegagalan pertamanya pencanangan KB (Keluarga Berencana) akan gagal karena kalah dengan " temaramnya lampu kamar"
Aku mau saja melanjutkan tulisan ini, tapi tiba-tiba aku merasa malas.