Minggu, 29 November 2015

resonasi awan abu-abu

Kamu masih ingat janjji kamu ketika studi akuu selesai ? kamu mungkin sudah lupa dengan lelah dan sibuknya aktifitas disana. kamu tau ? ketika menulis ini jantungku berdebar aku merasa kamu seperti nyata dan semu. terkadang amaat dekat dan kadangkala terlalu jauh untuk sekedar dilihat. debaran jantungku semakin kencang.
ingatanku masih berwarna ketika duduk dibawah pohon rindang, ada kamu, aku dan temanmu. aku juga belum terlalu tua untuk melupakan tatapaan mata yang kamu arahkan ke wajahku, tatapan yang sama, masih dengan cara yang sama bahkan seperti dejavu saat terakhir kita bertemu, lagi, jantung ini kembali berdebar.
kamu yang sekarang, hilang bak digerus arus tenang, waktu meembawaku hiingga ke detik yang sekarang. dulu biasa saja setidaknya sampai aku memimpikanmu dimalam yang  panjang. waktu kembali berselang, aku fikir ketika nanti menghilangnya hujan, yang banyak orang bilang selalu meresonasikan fikiran untuk terperangkap dalam kenangan, kamu juga akan tenggelam terbawa aliran musim hujan,
tapi ternyata kamu tidak pernah pergi,
yaa..
aku sudah menunggu setidaknya berhari-hari, sudah optimis saja aku akan melupakan kamu, 
satu
dua
tiga
aku berniat bertemu agar rindu lekas menjadi debu, menjumpai lagi tatapan sendu dari bola mata hitam sendu, musim hujan ini di usia yang berbeda dari dua tahun lalu, aku penasaran apa masih sama jika aku kembali menapakkan kaki di rumahmu.
senyuman ramah dari ibumu, dan tatapan itu.
untuk ke sekian kali, jantung ini berdebar, sekali lagi.

Sabtu, 28 November 2015

simsalabim

Aku masih suka buah Jambu
Nomor handphoneku masih yang dulu
alamat rumahku masih di lokasi ketika kamu berkunjung 2 tahun lalu
datanglah singgah lepaskan rindu, silaturahmi yang kita saling janji untuk dijaga meski jalan kita tak lagi medan yang sama.
dengan genggaman tangan yang berbeda
tatapan beda dari orang yang tidak lagi sama.
tak apa jika di gambar kita tak lagi berdampingan berdua dan bertiga.
janji tetaplah janji
sunngguh ini hanya sebuah alibi, karena rindu telah sebabkan infeksi.

abrakadabra....