Senin, 14 November 2016

Pindah

internet




Pernah Pindah ? 
kemana ? kenapa ?  

" Put aku mau Pindah "
" Kak Minggu depan adek pindah " 

Perpindahan memang sedikit sentimental, pindah berarti akan ada sesuatu yang ditinggalkan, menimbulkan perubahan .

Aku selalu sedih jika ada seseorang mengatakan padaku jika dia tidak lagi menempati tempat yang kini ia tinggali,untuk diriku sendiri aku juga selalu galau jika akan meninggalkan tempat yang sudah familiar buatku. Kalau kata orang Batak " Ah.. yang cengengan nya kau ini " 
jelas aku sedih, aku memiliki ikatan emosional dengan orang, tempat atau kebendaan yang akan ditinggalkan, jejak-jejak perubahan sudah mulai terlihat. seperti perasaaan asing yang datang pasca ditinggalkan.

Dalam perspektif Islam dibahasakan dengan Hijrah , dewasa ini hijrah identik dengan perubahan akhlak, prilaku para peserta hijrah buru-buru mengepak kardus mereka bersiap-siap pergi dari kebiasaan yang sudah lagi tidak relevan untuk ditinggali. Mereka berkonversi melawan konflik batin, bagi sebagian individu memang melelahkan, tapi atas nama keTuhanan, kini sebuah kardus sudah terikat rapi berisi atribut yang dianggap membawa mudharat sudah siap ditenggelamkan dan kembali berlayar.

Kembali ke Bumi, sebuah planet dalam gugusan Bimasakti yang katanya sebentar lagi Kiamat, lihat saja, sudah banyak tanda-tandanya atau jika kamu bukan seorang muslim kita gunakan logika sajalah, es di Kutub Utara sudah melakukan "diet" bobot es dari tahun ke tahun makin singset. kebanyakan wanita menginginkan tubuh yang langsing, dan kalau Kutub Utara juga mempunyai keinginan untuk langsing, bisa tenggelam kita kawan ! 

Di Bumi ada daerah kepulauan yang sering dipanggil Indonesia penduduknya mencapai 249,9 Juta tidak pakai rupiah ( Jangan uang dan uang saja yang difikirkan ). Jumlah ini baru pada tahun 2013 yang pastinya tidak akan statis, ada kelahiran dan kematian setiap harinya, kebanyakannya adalah kelahiran, seiring dengan banyaknya warung remang-remang. 
Mobilitas di Indonesia sangat tinggi segi apa saja, ekonomi, spiritual, geografis dan masih banyak alasan manusia melakukan mobilitas lainnya.

Beberapa daerah di Indonesia nampaknya sudah mulai mengepak barang, tidak sabar ingin hengkang dari Indonesia ! ada yang baru berkemas ada pula yang sudah berkemas sejak lama, Papua salah satunya, Papua tentu tidak memiliki kaki untuk berlari menjauhi Indonesia. kaki Papua adalah idealisme rakyatnya yang gerah dihimpit ketimpangan sosial dan dipanas-panasi dengan perlakuan seperti anak tiri.

Tapi apakah benar seluruh masyarakat Papua ingin merdeka ? sudah sampaikah pada tahap mengikat tali sepatu ? atau hanya idealisme beberapa kepentingan yang berhembus kemudian dikobarkan oleh media ? 

 Aceh, Riau dan Papua katanya ingin merdeka, didasari ketidakpuasan atas Indonesia. kenapa salah Indonesia? lagi-lagi Indonesia jadi kambing hitam, Indonesia tidak salah, sekali lagi apa salah kumpulan tanah yang bisu ini ? 

Apakah perspektifku terlalu sempit ? 

Mungkin ya, aku hanya sedih melihat bagian dari Indonesiaku nanti bukan lagi Indonesiaku, aku takut kehilangan mereka seperti ketakutan kehilangan keluargaku, aku geram dengan oknum manusia arogan yang berdiri diatas keegoisan.

 Lihat !! ini semua karena keserakahan kepentingan kalian !!

kemudian orang Batak tadi datang lagi " Ah lebay kali kau kurasa  "

Aku tidak berlebihan, ini karena aku merasakan ikatan emosional, aku familiar dengan mereka bagian dari Indonesia, sedih jika mereka tak lagi bagian dari negara ini. 

Maukah kamu menundukkan kepalamu sejenak ?

Renungkan, Sudahkah kamu merasakan ikatan emosional itu ?




Jumat, 11 November 2016

Orang Gila yang Berguna

internet


Apa respon kamu kalau melihat orang gila ? 
Lari ?
Mengolok-olok ?
atauu.. minta foto bareng ?

Hampir dapat dipastikan setiap kita yang melihat orang gila akan membatin " iihh" dan itu kita lakukan karena dia berbeda dengan kita, perbedaan secara tampilan fisik dan akal.

Dan ya akal, orang gila tidak memiliki akal sehat maka dari sanalah kemudian muncul penamaan orang gila  karena akalnya yang tidak sehat, tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, maka pantas saja jika mereka yang dikatakan gila tidur di trotoar, menarik daster ibu-ibu dan menggunakan pakaian yang tidak layak. bahkan mereka tidak mengenal kata "layak", seandainya saja kamu menegur orang gila " hei pakaian kamu tidak sopan, dasar tidak waras !!! " maka bisa dipastikan orang-orang disekitar akan berkata  "dasar orang gila" kalimat ini tidak diperuntukkan untuk orang gila itu tapi untuk dirimu sendiri. 

KENAPA ? 
karena masyarakat sekitar telah memberikan pemakluman atas penampilan mereka mengenakan baju atau tidak, sudah hak veto mereka.

Tuhan itu memang adil, orang gila yang disisihkan dari masyarakat memiliki banyak kelebihan seperti tidak sakit, dan berguna.
tidak percaya ? disekitaran kawasan Air Molek, Riau ada orang gila yang memiliki keistimewaan membuat sumur dengan cara menggali menggunakan serpihan seng bekas rumah warga. Tidak masuk akal, tapi memang itu adanya. penduduk sekitar mengatakan kalau dia akan kembali setiap hari sampai sumur itu selesai. hey man two tumbs up.

Beda cerita dengan yang ada di kota Pekanbaru, pernah sekali aku melihat orang gila menguras air dengan tempo yang terbilang sangat cepat, seakan ia dibayar mahal untuk itu, aku kemudian membatin "dasar aneh, dasar gila" kemudian aku mentertawakan diriku sendiri, atas kebodohan yang baru saja dilakukan.

Ada satu kejadian yang membuatku hingga kini tidak mengatakan " iiih" ketika bertemu dengan orang gila bahkan aku cenderung "respect" terhadap mereka, di Pekanbaru orang gila berkeliaran hampir sebanyak pengamen dan anak jalanan, aku pernah bertemu dengan mereka (orang gila) sesaat keluar dari minimarket dekat kos-kosan. saat itu iseng saja memberikan roti kepada orang gila itu. Dia tidak mengucapkan terimakasih, tapi matanya menyampaikan sesuatu yang tidak bisa ia ungkapkan, entah mengapa.
Beberapa hari kemudian kembali dipertemukan oleh orang gila yang sama, tidak ada roti, kemudian aku mengisyaratkan agar menunggu saja, kemudian saat aku kembali, aku memberikan bungkusan roti kepada si orang gila. Tau apa yang terjadi ? dia menolak !! sambil mengisaratkan perutnya sudah kenyang dan dia masih memiliki makanan dalam kantung plastik hitam yang dia pegang.

Aku cuma bisa melongo, mungkin si orang gila tadi ilfil melihat ekspresiku kemudian dia beranjak pergi.

Darimana manusia yang katanya tidak memiliki akal sehat ini belajar untuk tidak serakah ? selama aku beberapa kali berinteraksi dengannya sekalipun ia tidak pernah bebicara dia tidak beretorika dengan suara dan aku sudah sangat cukup untuk merasa kagum dengannya. Luar biasa.

Kita bisa belajar dari para orang gila, untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai, untuk tidak serakah atau kepada pemerintah kita yang terhormat, dari orang gila yang memiliki etos kerja, bekerja gila-gilaan melayani rakyat. bukan menjadi gila saat tidak dipilih dan dengan kasus yang berbeda, gila-gilaan menghabiskan uang rakyat. 

Orang gila saja memiki sifat yang baik meski dikatakan tidak memiliki akal sehat, kita yang sehat saja masih mencari-cari alasan ketika disuruh berbuat baik. atau sebaiknya kita gila saja agar menjadi baik ?

Rabu, 02 November 2016

Kejujuran "Katanya"

foto : dok pribadi


 Jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk pada perilaku beriringan dengan tidak adanya kebohohan, penipuan, perselingkuhan, dll selain itu kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus.


Paragraf diatas merupakan definisi jujur bersumber dari Wikipedia. Lalu apa kata yang lain tentang kejujuran ?

“ jujur itu nggak bohong “
“ jujur itu sifat yang harus dimiliki manusia “
Yaa.. apapun pendapat mereka aku tampung saja, jangan menyalahkan pendapat kalau kata guru SMA dulu.

Namun pada pengalaman ketika Zaman kanak-kanak dulu aku hampir menangis menjelaskan suatu kebenaran, karena aku tidak ingin berbohong dan mereka mengolok-olokku.
Aku diajarkan dirumah oleh orang tua untuk melakukan hal-hal berikut ini

1.    Berani
2.    Jujur
3.    Jangan mencuri
4.    Percaya diri

    aku hampir kalah oleh keadaan.


Nilai-nilai kejujuran serta norma yang katanya mengatur setiap nafas manusia malah kalah tenar dengan “ngehitsnya kebobrokan moral “ kalau aku mendengar selentingan seperti ini bunyinya “ ndak apa-apa ndak jujur yang penting eksis “ demi pengakuan dan keeksisan itulah yang melapisi tebal-tebal kejujuran seperti bedak pemain ludruk. Pengakuan dari mereka ( manusia ) lebih utama dari dia (Tuhan YME) toh Tuhan juga tidak  kelihatan, kira-kira seperti itu.
Mahasiswa mencontek, siswa melatih otot leher seperti Jerapah, pejabat korupsi.
Nilai nilai tadi dikesampingkan dengan membesar-besarkan perasaan “ bodo amat” dengan goal point  mendapatkan nama, pamor, pujian dari masyarakat

Contoh klasik saja,
Ketika seorang anak membawa hasil ulangannya dengan nilai 30 orangtuanya lantas berang teriak kesetanan bak beruang kehilangan hutan, “ anak bodoh ! “ atau jika si  anak beruntung terlahir dari orang tua yang temperamennya baik, si bapak akan mengatakan “ kamu ngapain saja di sekolah, minggu depan uang jajan dipotong yaa ?” belum lagi si anak menjelaskan bahwa hasil tersebut diperoleh secara jujur namun atmosfer sudah menghujaninya duluan dengan kalimat yang menyudutkan. Yasudah lebih baik nyontek saja to ?
Juga para pejabat yang merahasiakan APBD dengan dalih “ tidak semuanya bisa kami transparansikan’ mereka mungkin hanya takut jikalau nanti rakyat menuntut. Atau agar mereka dapat menggocek dana APBD ke gawang pribadi mereka ? istighfar dulu karena sudah bersuudzon.

Tapi satu pertanyaan muncul, “ apakah nanti ketika mereka sudah jujur itu akan dipercaya ?”

Atau nanti malah dinilai AH ITUKAN KATANYA PEMERINTAH SAJA. Inikah yang ada di benak bapak/ibu politikus yang menjadi pelumas untuk melanjutkan kembali tradisi tidak jujur ?

Itu kan KATANYA si Putri saja.

Indonesia krisis moral ( kejujuran )
1.    Salah Siapa ?

Jawab : salah mereka juga yang menghakimi tanpa bertanya alasannya.
2.   Kapan Indonesia bisa terbuka dan berterus terang ?

Jawab : nanti jika kitanya juga sudah siap menerima segala kebobrokan dan berbesar hati memaafkan.

Sebentar, ini harus diluruskan, bukan Indonesianya yang salah, tapi individunya. Bukan hanya manusia yang tinggal di Indonesia saja yang berbohong, Jepang, eh  orang Jepang dulu juga berbohong demi mendapatkan simpati rakyat Indonesia. Lalu kenapa Indonesia yang disalahkan ?
Bukan Indonesianya ? Negara kepulauan ini tidak salah apa-apa, Indonesia hanya penamaan dari gugusan pulau yang sudah merdeka. Individu yang hidup di atas Indonesia saja yang kurang tertata.

Dan masalah kejujuran ? mari jujur meski nanti hanya dianggap “katanya”